Rabu, 24 Februari 2010

Titanic "My Heart Will Go On"




My Heart Will Go On

Every night in my dreams
I see you, I feel you
That is how I know you go on

Far across the distance
And spaces between us
You have come to show you go on

Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you're here in my heart
And my heart will go on and on

Love can touch us one time
And last for a lifetime
And never let go till we're gone

Love was when I loved you
One true time I hold to
In my life we'll always go on

Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you're here in my heart
And my heart will go on and on

You're here, there's nothing I fear
And I know that my heart will go on
We'll stay forever this way
You are safe in my heart
And my heart will go on and on

Selasa, 23 Februari 2010

Little Star - Semua Rasa



Ku menanti dalam waktu
Yang takkan pernah berhenti
Ku sadari hidup ini
Hanya untuk sementara

Ku hanya dapat bermimpi
Tanpa sadar ku sadari
Hingga akhir hidup ini
Hanya kau yang bersamaku

Reff :
Semua Rasa cinta
Menghilang entah kemana
Haruskah kisah kita
Menghilang juga

Haruskah rasa perih
Menyatu dengan hatiku
Haruskah kisah kita menghilang juga

Senin, 22 Februari 2010

Dalam Khayalanku

Aku mengagumi dia udah lima bulan. Nama ku Miftha. Aku duduk d kelas 9 SMP N 1 Purwokerto. Aku punya sahabat namanya Avaysha.. Kita berdua uda sahabatan satu tahun sejak kita duduk bareng di kelas 8 dulu. Jujur uda 5 bulan nE aku suka sama kakak Avaysha yang duduk di kelas 2 SMA. Oktava namanya. Entah aku bingung apa yang membuatku tertarik dengan dirinya. Dia banyak di kagumi banyak cewek. Dari tatanan bahasa tubuhnya, aku menilai k Oktava itu cowok yang cool. Wajarlah kalau banyak sekali cewek yang naksir dia. Tapi ku sLalu sedih kLo inget tentang penyakitnya. Dia punya tumor di paha kirinya. Padahal dia seorang drummer. Dari dulu orang tuanya selalu menyuruh dia untuk operasi, namun ia selalu menolak dengan alas an tak ingin menyusahkan orangtuanya. Itu yang semakin membuatku kagum padanya.
Sudah dua bulan ini aku dekat dengan k Oktava. Betapa senangnya hatiku. Tapi ku sadar, sekarang k Oktava lagi jadian sama k Farla. Aku gak boleg ganggu hubungan mereka. Apalagi kata Avaysha mereka uda 6 bulan jadian.
Aku menceritakan semua perasaanku pada Avaysha. Dan aku selalu bilang klo k Oktava nggak mungkin suka sama aku. Tapi Avaysha selalu menyakinkanku. Hampir setiap hari aku menanyakan kabar k Oktava sama Sha. Termasuk hari ini.
“ Gimana kabar k Oktava ? “ tanyaku
“ Baik-baik aja kok. “ jawab Sha. Ia tersenyum padaku. “ Oia, hari minggu kamu main ke tempatku ya ? “ Lanjutnya
“ Hah emang ada pa ? “
“ Nggak apa-apa, Cuma kemarin nenekku tanyain kamu. Abisnya kamu jarang main ke tempatku. Aku…terus yang main ke rumahku. “ jawab Sha
“ Oh ya. Hari Minggu aku ke tempatmu deh ! “
“ Oce. Ntar aku sediain makanan yang banyak ! Hhe. Mau naik pa Mif ? “
“ Nggak tau paling naik angkot. Kalau Minggu Papa sama Mama pasti pergi. Jadi nggak ada yang nganterin. MAnk kamu mau jemput ? “
“ Ye ! jemput pake apaan? Ngesot ? Kan tau sendiri aku belum boleh naik motor. Jempuk k Oktava aja ya ? Hhe “ ledek Sha.
“ Eh jangan! Eh amin kalau k Oktavanya mau. Hhe”
“ Hallah bilang ja pengen…” goda Sha.
“ Hhe. Ya udah aku ke kelas dulu ya. Kayaknya bentar lagi ada guru.
“ Iya Mif. Ntar biasa pulang bareng ya ?”
“ Ok ! “ jawabku sambil melambaikan tangan pada Sha.

***

Minggu pagi sekitar pukul 11.00 aku naik angkot jurusan rumah Sha. Setelah menempuh waktu sekitar setengah jam, aku turun di pertigaan jalan. Maklum rumahku dengan Sha memang terkesan sangat jauh. Untuk sampai di rumah Sha, aku harus berjalan 300 meter lagi.
Di tengah perjalanan, aku mendengar deruan suara-suara motor dan gelak tawa. Dan saat aku menoleh ke belakang ternyata itu gerombolan anak-anak band k Oktava. Nama band k Oktava Little Star. Memang dari namanya itu terkesan sangat childish banget. Tapi bagiku itu nama yang unik.
Saat berjalan melewati arahku, k Oktava tersenyum ramah kepadaku. Aku membalas senyumnya, apalagi di tambah lesung pipinya. “Duch ! gantengnya …” pikirku. Lalu k Oktava pun kembali berjalan.
Kini aku telah sampai di gerbang rumah Sha. Sudah ku duga sebelumnya, ternyata di rumah Sha begitu ramai dengan kedatangan teman-teman k Oktava. Aku mulai memasuki halaman rumah Sha. Hatiku dag-dig-dug, nafasku naik turun, dan keringatku bercucuran seraya di terpa hujan. Aku tau, itu karma aku malu sama k Oktava dan teman-temannya. Yang sedang asyik tertawa ria di teras rumah.
“ Assalammu’alaikum. “ itu kata – kata yang prtama keluar dari mulutku. Gelak tawa itu pun terhenti.
“ Wa’alaikum salam. Eh Miftha, cari Sha ya ?” jawab k Oktava ramah. Gelak tawa kembali ramai memecahkan kesunyian yang sempat terpecah tadi.
“ Iya k. Sha nya ada ?” tanyaku.
“ Sebentar ya, aku pangil dulu.. “ jawab k Oktava lagi.
Beberapa saat kemudian Sha keluar lewat pintu samping. Ia memberiku kode agar aku lewat pintu samping. Aku pun mengikutinya.
Aku menuju kamar Sha. Di kamar, kami asyik mengobrol ria. Tiba-tiba pintu kamar Sha seperti ada yang mengetuk. Ternyata itu k Oktava. Ia tersenyum ramah padaku. K Oktava mengajak Sha keluar kamar. Aku menunggu mereka sambil membaca novel yang ku bawa dari rumah. Setelah cukup lama mereka terjangkit obrolan yang menurutku serius, tiba-tiba k Oktava dating dan menghampiriku. Hatiku terasa di kejar sesuatu. K Oktava duduk di sebelahku.
“ Miftha. Boleh nggak aku minta tolong ?” tanyanya.
“ Bo, boleh k.” jawabku gugup.
“ Kamu mau kan temenin Sha beli bunga, buat k Farla.”
Hatiku terasa hilang, sakit, tertusuk, pecah ! Apa beli bunga? Buat k Farla. Andai k Oktava tau perasaanku sekarang. Hatiku sakit, pengen rasanya aku nangis terus di depan k Oktava sekarang juga. Dengan berat aku menjwab.
“ Iya k. “ jawabku
“ Makasih ya ! “ ucap k Oktava kegirangan.
Aku dan Sha mengelilingi took bunga yang beranjak dua kilometer dari rumah Sha. Kita pergi jalan kaki. Di jalan Sha terus saja menghiburku. Ia tak ingin melihatku sedih. Karna Sha pasti tau perasaanku.
“ Sha, bunga pesanan k Oktava pa ? “ tanyaku.
“ Mawar. “ jawab Sha sambil terus berjalan.
“ Mawar kan lambing kesetiaan.” Ucapku lirih.
“ Betul ! Duch ku minta maaf ya Tha. Lagian k Oktava bego banget sih pake ngajakin kamu. Coba kalo dia ta…” belum selesai Sha ngomong, aku memotongnya.
“ Nggak apa-apa. Asal k Oktava seneng kok.”
Berkrliling kita mencari, mawar itu tak juga aku dapetin. Karna hari ini stok mawar di took bunga itu habis. Sebagai gantinya, aku dan Sha membeli satu paket bunga aneka macam yang warna warni. Setelah bunga itu d bungkus manis dengan hiasan pita di bagian tangkainya, aku dan Sha pun pulang.
Setelah sampai di rumah, K Oktava meminta bunga itu. Saat itu juga k Farla dateng. Namun teman-teman band k Oktava sudah pulang. K Oktava menyuruh k Farla masuk, lalu k Oktava berjalan pelan menuju k Farla dengan menyembunyikan bunga itu di balik badannya. Betapa romantisnya k Oktava memberi bunga itu. Kakihya berlutut, tangannya memengang bunga itu di julurkan ke k Farla. Aku sangat iri melihatnya. Saat itu aku bener-bener pengen nangis. Apalagi semua itu terjadi di depan mata aku. Hikz !
Sha menyuruhku untuk masuk ke kamar saja. Ia tak ingin melihatku semakin sedih.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 sore.
“ Sha, aku pulang ya .” tanyaku.
“ Yah kok pulang sih .” kata Sha.
“ Mau ku anterin ? “. Tiba-tiba k Oktava muncul dan menawarkanku untuk pulang bersamanya. Aku terus menolak. Aku malu. Walau sebenernya, “ PENGET BANGET !!!”. Namun ternyata kata-kataku kalh dengan kata-kata k Oktava. Aku pun mengalah, dan akhirnya, AKU PULANG BARENG K OKTAVA !

***
Di jalan aku terus tertawa sama k Oktava. Betapa senangnya aku saat itu. Aku baru tau ternyata k Oktava itu orangnnya asyik.
“ Uda kenal lama ya sama Sha ?” tanya k Oktava
“ Ehm lumayan. “ jawabku.
“ Dia anaknya gimana kalau di sekolah ? “
“ Iya gitu dewh. Hhe”
“ Kalau dia nakal, jitak aja ! Hhe”
“ Ye! angan, ntar Miftha di marahi lagi dama k Oktava. Hhe”
“ Hhahaha ! “ Kami kembali tertawa ria.
Selang waktu berlalu. Aku merasa saat itu terasa begitu cepat. Rasanya sebentar banget aku di antern k Oktava. Karna telah sampai di rumahku, aku turu dari motor REVO k Oktava.
“ Makasih banget ya k.”
“ Iya nggak apa-apa. Sebagai ganti tadi Miftha uda mau nemenin Sha. Ikhlas kan ? “ ledek k Oktava.
“ Yee! Ikhlas donk. Mau mampir dulu kak.?”
“ Kirain. Oh nggak aku mau langsung latihan band. Tadi anak-anak lagi nungguin di panti. Doain bandnya sukses ya !”
“ Selalu k. Hhe”
“ Makasih Mif. Ya uda bye Miftha.”
“ Bye jga k. Hati-hati di jalan ya. Assalammu’alaikum.”
“ Ya. Wa’alaikumsalam.”
K Oktava pun pergi meninggalkan rumahku.

***
Malamnya di kamar, aku terus senyum-senyum sendiri. Aku lalu beranjak mengadah ke langit. Aku melihat ribuan bintang di langit. Aku menuangkan semua isi hatiku saat itu.

Bintang, tadi aku pulang di anterin k Oktava. Aku seneng banhet. Tapi aku sadar, aku hanya bisa memendam perasaan ini. Aku tau semua yang aku khayalin selama ini bareng k Oktava nggak mungkin terjadi.
Bintang, tadi aku liyat k Oktava ngasih bunga ke k Farla. K Oktava ngasihnya romantis banget. Tapi aku tau itu semua tak mungkin terjadi sama aku. Tapi apa aku salah memendam perasaan ini terus. Lagian nggak apa-apa kok kalau emang hatiku yang sakit bisa bikin k Oktava seneng.....

Mataku terpejam. Aku tertidur.
Aku akan tetap menyimpan perasaanku ini. Walau aku tau ini salah. Apa k Oktava tau? Apa k Oktava ngerasain hal yang sama kaya aku? Mungkin itu semua akan terjadi. Tapi hanya dalam mimpiku. Dalam khayalanku. Menunggu k Oktava menyayangiku...
SeLalu M'nunggu...

Dalam Khayalanku

( Miftha telah lama mengagumi kakak sahabatnya yang bernama Oktava. Sahabatnya itu bernama Avaysha. Menanyakan kabar Oktava, itu yang biasa ia lakukan. Seperti halnya hari ini, mereka duduk berdua di depan kelas Avaysha 9D. )

Miftha : “ Gimana kabar k Oktava ? “ tanyaku
Avaysha : “ Baik-baik aja kok. Oia, hari Minggu kamu main ke tempatku ya ? “
Miftha :“ Hah emang ada pa ? “
Avaysha :“ Nggak apa-apa, Cuma kemarin nenekku tanyain kamu. Abisnya kamu jarang
main ke tempatku. Aku…terus yang main ke rumahku. “
Miftha : “ Oh ya. Hari Minggu aku ke tempatmu deh ! “
Avaysha : “ Oce. Ntar aku sediain makanan yang banyak ! Hhe. Mau naik pa Mif ? “
MIftha : “ Nggak tau paling naik angkot. Kalau Minggu Papa sama Mama pasti pergi. Jadi nggak ada yang nganterin. Mank kamu mau jemput ? “
Avaysha : “ Ye ! jemput pake apaan? Ngesot ? Kan tau sendiri aku belum boleh naik motor. Jemput Ka Oktava aja ya ? Hhe “ ( Meledek )
Miftha : “ Eh jangan! Eh amin kalau k Oktavanya mau. Hhe”
Avaysha :“ Hallah bilang ja pengen…” ( Menggoda )
Miftha :“ Hhe. Ya udah aku ke kelas dulu ya. Kayaknya bentar lagi ada guru.
Avaysha :“ Iya Mif. Ntar biasa pulang bareng ya ?”
Miftha :“ Ok , Bye! “ ( Melambaikan tangan )
***
( Minggu pagi, Miftha ke rumah Avaysha naik angkot. Saat ia sampai di tempat tujuan, ia kaget karena banyak teman-teman Oktava yang sedang bercanda gurau di teras rumah. )

Miftha :“ Assalammu’alaikum.
Oktava : “ Wa’alaikum salam. Eh Miftha, cari Sha ya ?” ( Ramah)
Miftha :“ Iya k. Sha nya ada ?”
Oktava :“ Sebentar ya, aku pangil dulu. “ ( Berdiri dan masuk ke dalam rumah )

( Beberapa saat kemudian Sha keluar lewat pintu samping. Ia memberi Miftha kode agar ia lewat pintu samping. Miftha pun mengikutinya. Dan menuju kamar Avaysha. Selang beberapa lama ada yang mengetuk pintu yang tak lain adalah Oktava. Ia tersenyum pada keduanya. )

Oktava : “ Sha, keluar sebentar donk. “
Avaysha : ( Menoleh Miftha ) “ Bentar ya Mif. “
Miftha : ( Tersenyum ) “ Ia nggak apa – apa. “
Oktava : “ Bentar ya, Mif. “

( Avaysha dan Oktava pergi keluar kamar )
Oktava : “ Sha tolongin aku donk, aku lagi ada masalah sama Farla”
Avaysha : “ Hah ? Terus apa yang mesti aku lakuin ?”
Oktava : “ Tolong beliin bunga ya, please....” ( Memohon )
Avaysha : “ Hah ? Sendiri ? Nggak ah. Kakak aja sana sendiri. “
Oktava : ( Melirik Miftha ) “ Minta temenin Miftha”
Avaysha : “ Hah ? Nggak ! Nggak enak Ka.”
Oktava : “ Aku yang ngomong.” ( Pergi meninggalkan Avaysha dan mendekati Miftha )

Oktava :“ Miftha. Boleh nggak aku minta tolong ?”
Miftha : “ Bo, boleh k.” ( Gugup )
Oktava :“ Kamu mau kan temenin Sha beli bunga, buat k Farla.”
Miftha : ( Dengan berat hati menjawab ) “ Iya Ka. “
Oktava : ( Kegirangan )“ Makasih ya ! “

( Miftha dan Avaysha berjalan mengelilingi toko bunga. “

Miftha : “ Sha, bunga pesanan k Oktava pa ? “
Avaysha :“ Mawar. “ ( Sambil terus berjalan )
Miftha :“ Mawar kan lambang kesetiaan.” ( Lirih )
Avaysha :“ Betul ! Duch ku minta maaf ya Tha. Lagian k Oktava bego banget sih pake ngajakin kamu. Coba kalo dia ta…”
Miftha : ( Memotong pembicaraan ) “ Nggak apa-apa. Asal k Oktava seneng kok.”

( Mereka kembali berkeliling. Namun bunga mawar tidak di temukan, karena hari ini stok habis. Sebagai gantinya mereka membeli sepaket bunga warna-warni, dan di bungkus manis dengan hiasan pita lucu pada bagian tangkainya. Setelah itu mereka pulang. Dan Farla telah berada disana bersama Oktava. Melihat kedatangan Miftha dan Avaysha, Oktava mendekati.)

Oktava : “ Mana mawarnya? “
Avaysha : “ Stoknya lagi abis, aku ganti paket bunga ini .”( Menyodorkan bunga ).
Oktava : “ Ya udah nggak apa-apa. Makasih adikku sayang.”
Avaysha : “ Hmm....”
Oktava : ( Melirik Miftha ) Aduh maaf ta Mif, Miftha jadi ikut. Makasih ya.”
Miftha : Iya nggak apa-apa kok Ka.”

( Oktava pergi meninggalkan kedua sahabat itu dan pergi mendekati Farla, dengan menyembunyikan paket bunga itu di balik badannya.)

Farla : “ Apa itu di balik badan kamu ?”
Oktava : ( Berlutut, dan menyodorkan bunga ) “ Maafin aku ya, Far. Please...”
Farla : ( Menerima bunga itu ) “ Makasih, Va. Aku udah maafin kamu kok. Aku tau itu semua salahku.
Oktava : “ Makasih Far. “ ( Mencium kening Farla ) “ Aku sayang kamu.”

( Di dalam kamar, Avaysha terus menghibur Miftha.)

Avaysha : “ Udah, Mif. Sabar ia.”
Miftha : ( Mengusap air matanya ) “ Aku nggak apa-apa ko Sha. Kan Ka Oktava seneng.”

( Lama waktu berlalu. Miftha melirik jam tangannya. Jam 4 sore. )

Miftha :“ Sha, aku pulang ya .”
Avaysha :“ Yah kok pulang sih .”
Oktava : ( Tiba-tiba muncul ) “ Mau ku anterin ? “.
Miftha : “ Hah nggak Ka. Nggak usah ngerepotin. “
Oktava : “ Udah ayo ikut aja.”
Avaysha : “ Iya sana ikut aja.”
Miftha : ( Melotot geli ) “ Hugh ! Awas ya ! “
Oktava : “ Jadi nggak ni ?”
Miftha : “ Iya udah Ka.”
***

( Di jalan mereka saling bercanda ria. )
Oktava : “ Uda kenal lama ya sama Sha ?”
Miftha : “ Ehm lumayan. “ jawabku.
Oktava : “ Dia anaknya gimana kalau di sekolah ? “
Miftha : “ Iya gitu dewh. Hhe”
Oktava : “ Kalau dia nakal, jitak aja ! Hhe”
Miftha :“ Ye! angan, ntar Miftha di marahi lagi dama k Oktava. Hhe”
Oktava : “ Hhahaha ! “

( Selang waktu berlalu. Mereka sampai di tempat tujuan yaitu rumah Miftha.)

Miftha : “ Makasih banget ya k.”
Oktava :“ Iya nggak apa-apa. Sebagai ganti tadi Miftha uda mau nemenin Sha. Ikhlas kan ? “ ( Meledek )
Miftha : “ Yee! Ikhlas donk. Mau mampir dulu kak.?”
Oktava : “ Kirain. Oh nggak aku mau langsung latihan band. Tadi anak-anak lagi nungguin di panti. Doain bandnya sukses ya !”
Miftha : “ Selalu k. Hhe”
Oktava : “ Ya udah. Bye Miftha. “
Miftha : “ Bye jga k. Hati-hati di jalan ya. Assalammu’alaikum.”
Oktava :“ Ya. Wa’alaikumsalam.”( Mengegas motornya.)

***
( Malamnya di kamar, Miftha senyum-seyum sendiri sejak kejadian tadi . Dia kini berada di dekat jendela dan mengadah ke langit. Ia melihat ribuan bintang di langit. Ia menceritakan semuanya pada bintang di langit. )

Miftha : Bintang, tadi aku pulang di anterin k Oktava. Aku seneng banhet. Tapi aku sadar, aku hanya bisa memendam perasaan ini. Aku tau semua yang aku khayalin selama ini bareng k Oktava nggak mungkin terjadi.
Bintang, tadi aku liyat k Oktava ngasih bunga ke k Farla. K Oktava ngasihnya romantis banget. Tapi aku tau itu semua tak mungkin terjadi sama aku. Tapi apa aku salah memendam perasaan ini terus. Lagian nggak apa-apa kok kalau emang hatiku yang sakit bisa bikin k Oktava seneng.....

( Matanya terpejam. Ia tertidur. Namun ia tetap teguh pada khayalannya yaitu menunggu hati Oktava menyambutnya. )

Dalam Khayalanku


( Miftha telah lama mengagumi kakak sahabatnya yang bernama Oktava. Sahabatnya itu bernama Avaysha. Menanyakan kabar Oktava, itu yang biasa ia lakukan. Seperti halnya hari ini, mereka duduk berdua di depan kelas Avaysha 9D. )

Miftha : “ Gimana kabar k Oktava ? “ tanyaku
Avaysha : “ Baik-baik aja kok. Oia, hari Minggu kamu main ke tempatku ya ? “
Miftha :“ Hah emang ada pa ? “
Avaysha :“ Nggak apa-apa, Cuma kemarin nenekku tanyain kamu. Abisnya kamu jarang
main ke tempatku. Aku…terus yang main ke rumahku. “
Miftha : “ Oh ya. Hari Minggu aku ke tempatmu deh ! “
Avaysha : “ Oce. Ntar aku sediain makanan yang banyak ! Hhe. Mau naik pa Mif ? “
MIftha : “ Nggak tau paling naik angkot. Kalau Minggu Papa sama Mama pasti pergi. Jadi nggak ada yang nganterin. Mank kamu mau jemput ? “
Avaysha : “ Ye ! jemput pake apaan? Ngesot ? Kan tau sendiri aku belum boleh naik motor. Jemput Ka Oktava aja ya ? Hhe “ ( Meledek )
Miftha : “ Eh jangan! Eh amin kalau k Oktavanya mau. Hhe”
Avaysha :“ Hallah bilang ja pengen…” ( Menggoda )
Miftha :“ Hhe. Ya udah aku ke kelas dulu ya. Kayaknya bentar lagi ada guru.
Avaysha :“ Iya Mif. Ntar biasa pulang bareng ya ?”
Miftha :“ Ok , Bye! “ ( Melambaikan tangan )
***
( Minggu pagi, Miftha ke rumah Avaysha naik angkot. Saat ia sampai di tempat tujuan, ia kaget karena banyak teman-teman Oktava yang sedang bercanda gurau di teras rumah. )

Miftha :“ Assalammu’alaikum.
Oktava : “ Wa’alaikum salam. Eh Miftha, cari Sha ya ?” ( Ramah)
Miftha :“ Iya k. Sha nya ada ?”
Oktava :“ Sebentar ya, aku pangil dulu. “ ( Berdiri dan masuk ke dalam rumah )

( Beberapa saat kemudian Sha keluar lewat pintu samping. Ia memberi Miftha kode agar ia lewat pintu samping. Miftha pun mengikutinya. Dan menuju kamar Avaysha. Selang beberapa lama ada yang mengetuk pintu yang tak lain adalah Oktava. Ia tersenyum pada keduanya. )

Oktava : “ Sha, keluar sebentar donk. “
Avaysha : ( Menoleh Miftha ) “ Bentar ya Mif. “
Miftha : ( Tersenyum ) “ Ia nggak apa – apa. “
Oktava : “ Bentar ya, Mif. “

( Avaysha dan Oktava pergi keluar kamar )
Oktava : “ Sha tolongin aku donk, aku lagi ada masalah sama Farla”
Avaysha : “ Hah ? Terus apa yang mesti aku lakuin ?”
Oktava : “ Tolong beliin bunga ya, please....” ( Memohon )
Avaysha : “ Hah ? Sendiri ? Nggak ah. Kakak aja sana sendiri. “
Oktava : ( Melirik Miftha ) “ Minta temenin Miftha”
Avaysha : “ Hah ? Nggak ! Nggak enak Ka.”
Oktava : “ Aku yang ngomong.” ( Pergi meninggalkan Avaysha dan mendekati Miftha )

Oktava :“ Miftha. Boleh nggak aku minta tolong ?”
Miftha : “ Bo, boleh k.” ( Gugup )
Oktava :“ Kamu mau kan temenin Sha beli bunga, buat k Farla.”
Miftha : ( Dengan berat hati menjawab ) “ Iya Ka. “
Oktava : ( Kegirangan )“ Makasih ya ! “

( Miftha dan Avaysha berjalan mengelilingi toko bunga. “

Miftha : “ Sha, bunga pesanan k Oktava pa ? “
Avaysha :“ Mawar. “ ( Sambil terus berjalan )
Miftha :“ Mawar kan lambang kesetiaan.” ( Lirih )
Avaysha :“ Betul ! Duch ku minta maaf ya Tha. Lagian k Oktava bego banget sih pake ngajakin kamu. Coba kalo dia ta…”
Miftha : ( Memotong pembicaraan ) “ Nggak apa-apa. Asal k Oktava seneng kok.”

( Mereka kembali berkeliling. Namun bunga mawar tidak di temukan, karena hari ini stok habis. Sebagai gantinya mereka membeli sepaket bunga warna-warni, dan di bungkus manis dengan hiasan pita lucu pada bagian tangkainya. Setelah itu mereka pulang. Dan Farla telah berada disana bersama Oktava. Melihat kedatangan Miftha dan Avaysha, Oktava mendekati.)

Oktava : “ Mana mawarnya? “
Avaysha : “ Stoknya lagi abis, aku ganti paket bunga ini .”( Menyodorkan bunga ).
Oktava : “ Ya udah nggak apa-apa. Makasih adikku sayang.”
Avaysha : “ Hmm....”
Oktava : ( Melirik Miftha ) Aduh maaf ta Mif, Miftha jadi ikut. Makasih ya.”
Miftha : Iya nggak apa-apa kok Ka.”

( Oktava pergi meninggalkan kedua sahabat itu dan pergi mendekati Farla, dengan menyembunyikan paket bunga itu di balik badannya.)

Farla : “ Apa itu di balik badan kamu ?”
Oktava : ( Berlutut, dan menyodorkan bunga ) “ Maafin aku ya, Far. Please...”
Farla : ( Menerima bunga itu ) “ Makasih, Va. Aku udah maafin kamu kok. Aku tau itu semua salahku.
Oktava : “ Makasih Far. “ ( Mencium kening Farla ) “ Aku sayang kamu.”

( Di dalam kamar, Avaysha terus menghibur Miftha.)

Avaysha : “ Udah, Mif. Sabar ia.”
Miftha : ( Mengusap air matanya ) “ Aku nggak apa-apa ko Sha. Kan Ka Oktava seneng.”

( Lama waktu berlalu. Miftha melirik jam tangannya. Jam 4 sore. )

Miftha :“ Sha, aku pulang ya .”
Avaysha :“ Yah kok pulang sih .”
Oktava : ( Tiba-tiba muncul ) “ Mau ku anterin ? “.
Miftha : “ Hah nggak Ka. Nggak usah ngerepotin. “
Oktava : “ Udah ayo ikut aja.”
Avaysha : “ Iya sana ikut aja.”
Miftha : ( Melotot geli ) “ Hugh ! Awas ya ! “
Oktava : “ Jadi nggak ni ?”
Miftha : “ Iya udah Ka.”
***

( Di jalan mereka saling bercanda ria. )
Oktava : “ Uda kenal lama ya sama Sha ?”
Miftha : “ Ehm lumayan. “ jawabku.
Oktava : “ Dia anaknya gimana kalau di sekolah ? “
Miftha : “ Iya gitu dewh. Hhe”
Oktava : “ Kalau dia nakal, jitak aja ! Hhe”
Miftha :“ Ye! angan, ntar Miftha di marahi lagi dama k Oktava. Hhe”
Oktava : “ Hhahaha ! “

( Selang waktu berlalu. Mereka sampai di tempat tujuan yaitu rumah Miftha.)

Miftha : “ Makasih banget ya k.”
Oktava :“ Iya nggak apa-apa. Sebagai ganti tadi Miftha uda mau nemenin Sha. Ikhlas kan ? “ ( Meledek )
Miftha : “ Yee! Ikhlas donk. Mau mampir dulu kak.?”
Oktava : “ Kirain. Oh nggak aku mau langsung latihan band. Tadi anak-anak lagi nungguin di panti. Doain bandnya sukses ya !”
Miftha : “ Selalu k. Hhe”
Oktava : “ Ya udah. Bye Miftha. “
Miftha : “ Bye jga k. Hati-hati di jalan ya. Assalammu’alaikum.”
Oktava :“ Ya. Wa’alaikumsalam.”( Mengegas motornya.)

***
( Malamnya di kamar, Miftha senyum-seyum sendiri sejak kejadian tadi . Dia kini berada di dekat jendela dan mengadah ke langit. Ia melihat ribuan bintang di langit. Ia menceritakan semuanya pada bintang di langit. )

Miftha : Bintang, tadi aku pulang di anterin k Oktava. Aku seneng banhet. Tapi aku sadar, aku hanya bisa memendam perasaan ini. Aku tau semua yang aku khayalin selama ini bareng k Oktava nggak mungkin terjadi.
Bintang, tadi aku liyat k Oktava ngasih bunga ke k Farla. K Oktava ngasihnya romantis banget. Tapi aku tau itu semua tak mungkin terjadi sama aku. Tapi apa aku salah memendam perasaan ini terus. Lagian nggak apa-apa kok kalau emang hatiku yang sakit bisa bikin k Oktava seneng.....

( Matanya terpejam. Ia tertidur. Namun ia tetap teguh pada khayalannya yaitu menunggu hati Oktava menyambutnya. )